Menyapa Drini yang Eksotis
Kabut tipis menyambut saya. Sore itu Pantai Drini terasa lengang. Saya dan teman-teman bersorak.
Waktunya berbasah-basahan!!!
Alas kaki dilepas. Halusnya butiran pasir terasa. Menyusuri bebatuan di pinggir pantai lalu berjalan sedikit ke tengah. Merasakan ganggang dan habitat-habitat pantai menyentuh telapak kaki. Sesekali buih ombak menyapa, membasahi kaki.
Bermain volly |
Buat saya, Drini memang eksotis. Kabut putih yang menyelimuti bukit seakan-akan memberikan aura misteri...ada apa di atas bukit itu. Petilasankah? Makamkah? Atau hanya tempat bersuka ria bagi para pasangan yang sedang bercinta? Jika Siung sedap dinikmati dari atas bukit, maka Drini menyenangkan untuk disusuri. Berjalan-jalan melalui air dan buih ombak itu sesuatu.
Datanglah ke Drini menjelang sore. Kala matahari sudah tidak memancarkan sinar tergarangnya. Nikmati saja ketika air pasang mulai datang, menerpa kaki dan membuatmu basah. Membaca buku di pinggir pantai sambil menikmati kelapa muda dan desiran angin pantai pastinya akan terasa syahdu. Bisa saja jika ingin bermain layang-layang atau bergabung dengan para pemuda bermain voli di pinggir pantai. Tak kalah asyiknya! Atau jika enggan berbasah-basah cukup nikmati saja saat-saat senja mulai datang menyapa.
Penjual layang-layang |
Sisi lain Pantai Drini |
Sunset |
TIPS TRAVELER
- Menuju Pantai Drini bisa dilakukan dari dua arah. Yang pertama masuk melewati gerbang pantai Baron lalu menyusur terus ke timur, atau dari Pantai Siung menyusur ke arah barat. Jika bertemu dengan tulisan "pantai Drini" ataupun tulisan "Pulau Drini" itu sama saja. Hanya jalan "Pulau Drini" tidak terlalu mulus dibanding dengan jalan "Pantai Drini"
- Jika ingin menyeberang ke Pulau Drini, cara satu-satunya adalah menyeberangi pantai dengan berjalan kaki. Jika tidak diwaktu pasang, tinggi air kira-kira hanya sebetis. Tapi menjelang senja, tinggi air bisa sampai sepinggang bahkan sedada.
0 komentar: