Suatu siang di Laweyan

02.24 0 Comments

Kampung Batik Laweyan
Tertarik dengan rumah-rumah kuno di Laweyan, maka di suatu Senin siang yang mendung saya dan kedua 'dwarapala' memutuskan untuk blusukan ke Laweyan. Dengan memanfaatkan kereta Prameks.....kami berangkat menuju Stasiun Purwosari di Solo. 
Sampai di Solo, kami memutuskan untuk modal dengkul saja...alias jalan kaki menuju Laweyan dari stasiun. Tidak begitu jauh juga, sih... dan juga kita lagi iseng pingin ngerasain jalan-jalan ala backpacker seperti yang biasa kita lakukan kalo lagi nge-trip ke negara tetangga.
Setelah acara leyeh-leyeh di Kopitiam Oey, maka....tadaaaaaa.....akhirnya nyampe juga di Kampung Batik Laweyan. Di mulut gang ada beberapa becak yang menawarkan jasa keliling-keliling kampung tapi kami memilih untuk blusukan sendiri saja. 

Blusukan di Laweyan menyenangkan dan....ga mungkin tersesat, deh!! Ada peta kawasan yang cukup gede terpampang di dekat Tugu Batik. Tugu Batik itu semacam focal point nya kawasan ini. Selain itu...di toko-toko batik di kawasan ini umumnya juga memasang peta kawasan Laweyan. Tentu saja dalam bentuk mini nya.

Peta Kawasan

Selain rumah-rumah kuno dengan tembok masif setinggi dinding rumahnya dan batik, ternyata di Laweyan kita bisa nyobain salah satu cemilan khas nya Laweyan, yaitu Ledre. Cari saja ledre Ibu Sri Martini. Letaknya di suatu gang kecil... hehehe.. saya lupa nama gangnya apa...tapi....sekali lagi....di setiap persimpangan gang sekalipun ada papan petunjuknya. Atau....tanya saja sama pak becak yang mangkal di sekitar Tugu Batik. Hihihihi

Ledre Laweyan

Ternyata....ledre ini terkenal banget. Sampe pernah diliput sama Kompas. Hebaaatttt!!!!
Dari hasil wawancara singkat, ledre itu dibuat dari ketan, kelapa dan isinya pisang. Tapi bisa divariasikan dengan coklat dan keju.

Ini loh yang namanya ledre

Puas nyemilin ledre, lanjut keliling-keliling lagi dan keluar masuk toko batik. Sempet nemu beberapa toko batik yang murmer. Sayang...hujan sore itu membuat kami menghentikan kegiatan blusukan. Juga karna sudah sore dan harus ngejar Prameks terakhir yang akan membawa kami pulang ke Yogya.

Oya...sebelum pulang kami mampir sejenak ke sebuah masjid. Masjidnya unik Dibangun tahun 1945. Di tempat wudlu prianya, ada sebuah bak besar berisi air untuk wudlu.

Menara Masjid

'koelah' dan 'kakus' di Masjid Al Ma'moer

Tempat wudlu

Ini beberapa hasil jepretan di Laweyan...



0 komentar: