Mengurai Kenangan di Museum Mainan Anak Kolong Tangga


Museum Anak Kolong Tangga

Saya tercenung di depan sebuah papan bergambar tokoh-tokoh yang ada di dalam buku Belajar Membaca untuk anak-anak kelahiran tahun 70an. Perlahan saya mengejanya. I-ni i-bu Bu-di!
Hampir saya terbahak ketika mendapati gambar tersebut. Dan sekeping perasaan rindu pada masa lalu menyusup di hati.
Siang itu saya sengaja mengisi hari di tempat ini. Museum Permainan Anak Kolong Tangga. Nama museum yang unik membuat saya sedari dulu ingin mengunjungi tempat ini.

Sedikit dari Mainan Itu

Sebenarnya, tema museum anak dan permainan anak ini sudah bukan hal yang baru lagi. Di Singapur ada museum sejenis pula. Meski belum pernah singgah di sana, tetapi menurut beberapa teman museum mainan anak di Singapur itu patut diacungi jempol.
Maka, ketika mendapati bahwa di Yogya ada sebuah museum dengan tema sejenis, saya langsung mengagendakan museum tersebut sebagai salah satu tempat yang berstatus must-visit place.

Museum ini terletak di kompleks Taman Budaya. Tepatnya di kolong (bawah) tangga yang terletak di dalam gedung utama. Kemarin saya sedikit bingung mencari tempat dimana museum ini berada. Lalu saya bertanya pada salah seorang satpam.
Begitu memasuki pintu masuk museum yang sederhana, saya bagai dihempaskan ke masa lalu. Deretan mainan masa lalu berjajar rapi, tersimpan dalam lemari kaca sederhana. Terdapat juga beberapa mainan berskala besar seperti sepeda, mobil-mobilan, dan dakon kayu. Saya sempat menemukan  mainan favorit saya dulu, yaitu dakocan. Sebuah boneka yang terbuat dari gerabah sepertinya yang kepalanya bisa digoyang-goyangkan naik-turun, 


Boneka Tali

Terselip pula mainan-mainan yang muncul pada masa sekarang. Meski begitu, sebagian besar koleksi dari museum ini sukses membuat saya mengenang tentang masa lalu.
Sekali lagi saya bagai memasuki lorong waktu kala melihat beberapa papan di dinding yang bergambar Keluarga Budi, sebuah keluarga yang sangat fenomenal pafa masa 80an. Sebuah 'keluarga' yang dijadikan tokoh dalam buku belajar membaca bagi anak-anak pada masa itu.

Keluarga Budi

Ini Ibu Budi
Selain mainan, ada pula buku-buku cerita dari masa lalu. Sedikit kecewa saya tak menemukan buku RA Koesasih, sebuah komik yang memperkenalkan saya untuk pertama kalinya pada kisah Mahabharata!
Pada bagian akhir museum, saya menemukan bangku SD jaman dulu. Saya tak tahu apakah bangku-bangku SD sekarang masih berbentuk seperti itu. Namun melihat bangku itu sungguh membuat saya rindu berseragam merah-putih lagi. 


Replika Bangku SD
Tepat di atas replika bangku sekolah, sebuah papan tulis tergantung bertuliskan opini tentang "Aku suka sekolah saat..." Menyempatkan diri untuk membaca tulisan tersebut, angan saya berkelana menyusuri lorong-lorong peristiwa masa lalu ketika masih menjadi murid sekolah. 

Aku Suka Sekolah Saat...
Saya menghela napas. Sungguh masa kecil adalah salah satu masa terindah dalam kehidupan kita.
Dan museum ini sepertinya didedikasikan untuk mengurai sepenggal masa lalu yang indah itu

0 komentar: