Pasar Triwindu: dari yang Antik Hingga yang (sok) Antik
Minggu kemarin, saya dan dua sahabat saya memblusuk ke pasar Triwindu. Pasar barang antiknya Solo. Sebenernya, ide mblusuk ini adalah ide 'one night stand' alias tanpa rencana banget. Oke, saya memang sedari dulu sudah kepingin banget blusukan di tempat ini. Saya penggemar barang-barang vintage. Jadi agenda ke pasar triwindu itu wajib buat saya. Kebetulan si sobat juga punya keperluan untuk mencari lampu antik untuk kliennya. Jadilah di hari Minggu yang panas kami bertiga membelah jalanan menuju Triwindu.
Berbekal google map, browsing, dan ingatan akhirnya kami menemukan tempat ini. Ketiadaan penanda yang menyebutkan tempat ini di jalanan utama kota Solo membuat kami harus sedikit nyasar. Tapi akhirnya ketemu juga!
Pasar ini terletak tak jauh dari Mangkunegaran. Sebuah bangunan bergaya Jawa dengan dinding eksterior yang didominasi oleh kayu membuat kami narsis sejenak sebelum memasuki bangunan pasar.
Jangan bayangkan bangunan pasar yang kumuh, ya! Untuk pasar yang memang diperuntukkan bagi barang antik dan bekas, tempat ini tergolong lumayan bersih. Cukup nyaman. Mungkin karena siang itu situasinya nggak berjubel.
Lalu di tempat ini ada apa aja sih?
Koin Kuno |
Botol Sirup Jadul |
Bagi penggemar batik lawasan ato kebaya-kebaya jadul, asal telaten blusukannya akan nemu yang oke dan unik. Buat penggemar lampu-lampu antik dan pajangan-pajangan rumah etnik juga bisa mblusuk di sini. Pengen nambah koleksi uang lama? Mengganti handle pintu rumah biar terlihat lebih etnik? Semuanya bisa didapat di sini. Pokoknya segala macam benda yang berbau vintage dan antik bisa ditemukan di sini.
Piring kuno |
Aneka Macam Patung Loro Blonyo |
Tapi, tetap saja ada satu yang mengganjal hati saya. Sebelum saya mblusuk ke sini, saya membayangkan barang-barang di sini ini adalah barang lawas semua. Antik semua. Dan barang second semua (alias barang bekas). Namun, yang saya temui di sana adalah: kebanyakan barang-barang itu adalah barang baru yang didesain menyerupai barang antik. Kalau boleh saya bilang, barang-barang disini 'antik' (desainnya) namun justru kehilangan keantikannya. Menurut saya loh ya....suatu barang dikatakan antik itu adalah barang yang berdesain antik sekaligus punya 'cerita' yang panjang.
Tetapu bagaimanapun, saya tetap bertemu dengan cangkir-cangkir kuno yang cantik, piring-piring kuno yang biasanya dijadikan sebagai hiasan dinding, mainan lawasan, kebaya-kebaya bekas, dan kalau jeli....mungkin bisa mendapatkan pernak-pernik kuno yang lucu.
So...how can I not love Triwindu???
So...how can I not love Triwindu???
0 komentar: