Mengagumi Wanita di Museum Renaissance Antonio Blanco
Beberapa kali mendatangi Ubud, baru kali ini saya bisa mengunjungi Museum Renaissance Antonio Blanco. Nama Antonio Blanco memang tak asing untuk saya. Karena sekitar tahun 1997-1998 yang lalu, sebuah televisi swasta memutar sinetron yang mengangkat kisah Antonio Blanco.
Bagi yang belum kenal dengan Antonio Blanco, baiklah! Akan saya ceritakan sedikit mengenai beliau ini. Antonio Blanco adalah seorang pelukis berdarah Spanyol yang datang ke Bali pada sekitar tahun 1952 dan kemudian menetap di Bali dan menikahi seorang penari Bali bernama Ni Ronji.
Selama menetap di Bali dia banyak berkarya dan kemudian membangun sebuah museum.
Terletak di Jalan Campuhan, Ubud, museum ini merupakan museum lukisan karya sang Maestro. Dengan biaya Rp. 30.000 per orang (domestik, sudah termasuk welcome drink) kita bisa menjelajahi museum ini hingga puas dan ditemani oleh seorang guide yang menurut saya....cukup asik dalam menjelaskan.
Sebelum memasuki pintu utama museum, terlebih dulu kita akan bertemu dengan koleksi burung dari museum ini. Senengnya, burung-burung itu tidak ditaruh dalam sebuah sangkar melainkan hanya ditambatkan di batang-batang kayu saja.
Setelah puas berfoto dengan burung-burung yang unyu itu, saya mulai masuk ke dalam museum. Tepat di pintu masuk terdapat foto sang Maestro. Biasanya oleh guide, para pengunjung akan dipersilakan untuk berfoto di sini. Baru setelah itu, si guide akan menjelaskan sebuah 'aturan main' di dalam museum, yaitu dilarang memotret di dalam museum.
Baru mengitari lantai pertama saya sudah bisa menangkap bahwa sang Maestro ini adalah pengagum wanita. Mayoritas lukisannya adalah wanita. Dan sebagian besar modelnya adalah...sang istri sendiri! Selain lukisan para wanita, ada pula lukisan tentang keluarganya, sahabatnya, dan yang cukup menggelitik adalah...koleksi lukisan-lukisan erotis yang disimpan dalam Erotica Collection Room.
Tentang lukisan para wanita itu akhirnya saya bertanya dengan si guide apakah wanita memang menjadi inspirasi utama sang Maestro dalam berkarya. Si guide mengiyakan. Katanya, Antonio Blanco memang pengagum sejati dari para wanita.
Nah, untuk menikmati lukisan Antonio Blanco, ada sebuah tips. Tips ini diberikan oleh guide yang menemani saya. Katanya, jangan berdiri terlalu dekat dengan lukisannya. Karena jika kita berdiri terlalu dekat, maka yang akan terlihat adalah garis-garis acak nan ruwet saja! Saya mencoba tips tersebut. Dan memang, lukisannya lebih asyik untuk dinikmati bila kita berdiri tak terlalu dekat dari lukisan tersebut.
Selain koleksi lukisan, saya diajak untuk melihat-lihat galeri lukisan milik putra Antonio Blanco. Sama-sama bergaya renaissance, namun inspirasi utamanya berbeda dari sang Ayah. Salah satu spot favorit saya dan menurut saya ini sangat layak untuk dikunjungi adalah...lantai atap dari bangunan utama museum. Dari lantai ini kita bisa melihat pemandangan Ubud yang cantik. Dan...untungnya kita bisa berfoto-foto di sini!
Jika tak terburu-buru, jangan lupa mampir dan leyeh-leyeh di Ni Ronji resto yang terletak di dalam kompleks itu ya!!!
Oya, museum ini buka setiap hari dari jam sembilan pagi hingga jam lima sore. Kalau saran saya sih lebih enak datang pagi. Karena belum terlalu ramai oleh pengunjung.
Tentang lukisan para wanita itu akhirnya saya bertanya dengan si guide apakah wanita memang menjadi inspirasi utama sang Maestro dalam berkarya. Si guide mengiyakan. Katanya, Antonio Blanco memang pengagum sejati dari para wanita.
Nah, untuk menikmati lukisan Antonio Blanco, ada sebuah tips. Tips ini diberikan oleh guide yang menemani saya. Katanya, jangan berdiri terlalu dekat dengan lukisannya. Karena jika kita berdiri terlalu dekat, maka yang akan terlihat adalah garis-garis acak nan ruwet saja! Saya mencoba tips tersebut. Dan memang, lukisannya lebih asyik untuk dinikmati bila kita berdiri tak terlalu dekat dari lukisan tersebut.
Selain koleksi lukisan, saya diajak untuk melihat-lihat galeri lukisan milik putra Antonio Blanco. Sama-sama bergaya renaissance, namun inspirasi utamanya berbeda dari sang Ayah. Salah satu spot favorit saya dan menurut saya ini sangat layak untuk dikunjungi adalah...lantai atap dari bangunan utama museum. Dari lantai ini kita bisa melihat pemandangan Ubud yang cantik. Dan...untungnya kita bisa berfoto-foto di sini!
Jika tak terburu-buru, jangan lupa mampir dan leyeh-leyeh di Ni Ronji resto yang terletak di dalam kompleks itu ya!!!
Oya, museum ini buka setiap hari dari jam sembilan pagi hingga jam lima sore. Kalau saran saya sih lebih enak datang pagi. Karena belum terlalu ramai oleh pengunjung.
0 komentar: