Museum Holocaust: Melihat Sisi Lain dari Peristiwa Holocaust


"It happened. Therefore it can happen again: This is the core of what we have to say"

                                                                                                                  (Primo Levi)



Satu dari cita-cita saya bila bisa menghirup udaara Houston lagi adalah ingin mengunjungi Museum Holocaust. Saya memang bukan seorang penggemar fanatik museum. Tapi, museum-museum dengan bahasan atau tema tertentu kadang membuat saya jadi tertarik dan akhirnya saya pun berkunjung ke sana. Kesempatan itu akhirnya datang juga. Juli kemarin akhirnya saya berhasil mewujudkan cita-cita itu. Berkunjung ke Holocaust Museum.
Museum Holocaust terletak di museum district di area downtownnya Houston. Pukul 9 kurang seperempat saya sudah berada di sana. Tapi ternyata museumnya baru buka jam 9. Saya akhirnya berkeliling sebentar di seputaran museum.  Jam 9 tepat saya kembali dan museumnya sudah buka. Bergegas saya masuk ke dalam. Sudah tak sabar!

Museum ini free. Artinya nggak usah bayar tiket masuk. Tapi, di dekat meja informasi ada petugas yang mengingatkan kita untuk support museum ini dengan mendonasi sebesar $5. 
Yahhh terus apa bedanya???

Setelah itu kita diberi tahu bahwa semua barang bawaan wajib dititipkan dan tidsk boleh mengambil gambar/memfoto di dalam museum. Hmmmm baiklah! Dengan berat hati saya harus menitipkan ransel dan kamera ke tempat penitipan barang. Setelah itu baru saya dipersilakan masuk.

  

Museum ini terdiri dari beberapa ruang ekshibisi, antara lain  ruangan ekshibisi utama yang berisi koleksi foto dan barang-barang yang terkait dengan peristiwa Holocaust, ruang exhibisi, dan sebuah ruang yang berisi nama-nama korban Holocaust. Pertama-tama saya masuk ke ruang utama: "Bearing Witness: A Community Remembers". Didominasi warna hitam dan putih, ruangan ini banyak bercerita mengenai sisi lain dari peristiwa Holocaust. Penderitaan orang-orang Yahudi ketika peristiwa itu terjadi jelas tergambar di sini. Keluarga yang tercerai berai, impian yang terenggut, ketakutan, dan masih banyak lagi hal-hal yang mungkin selama ini luput dari berita.  Juga kehidupan mereka setelah peristiwa tersebut. Sekilas saya jadi teringat pada War Remnants Museum di Ho Chi Minh. Esensi yang diusung mirip meski peristiwanya berbeda. Lewat museum ini, orang Yahudi ingin mengajak kita untuk melihat peristiwa ini dari sisi yang berbeda.

Keluar dari ruang ekshibisi utama, saya kemudian masuk ke ruang ekshibisi lainnya. Hanya sekilas saya berada di ruang itu. Saya justru lebih tertarik melihat pameran foto "Through Soviet Jewish Eyes: Photography, War , and the Holocaust" yang terpampang di sebuah gang menuju ruang perpustakaan museum ini. Sebuah pameran foto yang bercerita mengenai perang melalui lensa jurnalis Soviet.  

Secara garis besar, museum ini memang bermaksud menyuarakan isi hati para korban Holocaust yang mungkin selama ini selalu disorot sebagai sesuatu yang memang semestinya harus dibegitukan. Meski banyak pihak yang menganggap peristiwa Holocaust terlalu dibesar-besarkan hanya karena maksud tertentu. Tapi, berada di museum ini memang dapat membuka hati kita bahwa korban sesungguhnya adalah rakyat yang tak berdosa dan tak tahu apa-apa.

                                              


0 komentar: